Penyataan Rico Sinaga Gubernur Anies Kelas Presiden Bukan Gubernur Lagi, Ada Benarnya.
Bila kita menganalisa sercara politik, maka pernyataan Rico Sinaga tentang Gubernur Anies kelas presiden, bukan kelas gubernur lagi, ada benarnya.Setidaknya, meskipun salah ucap (Slip Of Tongue), Anies pernah disebut Gubernur Indonesia.
oleh : Sugiyanto
Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar).
Polemik tentang anggapan pilkada 2022 ditiadakan hanya untuk menganjal Anies Bawesdan terus bergulir. Sejumlah pihak pun tampil menunjukan sikap pro dan kontra terhadap gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Bawesdan. Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta) Rico Sinaga memberikan sinyal pernyataan mendukung kepada Anies pada beberapa media online.
Rico yang dikenal sebagai loyalis Anies Bawesdan berpendapat tentang hal ini. Menurut Rico kalau pun nanti Pilkada serentak jadi 2024, waktu pendaftaran pilkada dan pilpres akan sama waktu pendaftarannya. Rico mencium nanti parpol-parpol akan mendorong Anies untuk mendaftar pada Pilkada saja, menjadi gubernur lagi. Sehingga Anies tak bisa jadi Presiden.
Bila hal itu terjadi, maka Rico mengingatkan, agar Anies Bawesdan tidak terbawa gerakan-gerakan partai politik yang merugikan itu. Dia meyakini, Anies Baswedan sebagai aktivis petarung bisa menghadapi kelompok - kelompok itu dengan baik.
Aktivis senior Jakarta ini juga mengigatkan supaya Anies tetap tegar dan jangan terbawa pikiran seperti itu. Rico berdalih bahwa Anies Bawesdan dari mulai kuliah sudah petarung, pernah jadi ketua dewan mahasiswa di UGM, yang bukan universitas kaleng-kaleng. Anies juga pernah capres di partai Demokrat. Di usia muda, Anies juga sudah menjadi rektor di Paramadina dan saat pilpres tahun 2024 masuk di tim Jokowi - JK. Rico mengatakan bahwa sekarang ini, Anies ini sudah kelas presiden, bukan gubernur lagi.
Bila kita menganalisa sercara politik, maka pernyataan Rico Sinaga tentang Gubernur Anies kelas presiden, bukan kelas gubernur lagi, ada benarnya. Setidaknya, meskipun salah ucap (Slip Of Tongue), Anies pernah disebut Gubernur Indonesia. Ini menandakan bahwa figure Anies Bawesdan memang telah memenuhi kriteria sebagai tokoh sentral.
Terlebih, saat ini nama Anies Rasyid Bawesdan masuk dalam perhitungan bursa capres potensial pada pemilu presiden (pilpres) tahun 2024. Bahkan Anies dianggap capres yang cukup kuat dan berpeluang dapat memenangkan pilpres 2024 untuk menjadi RI-1. Sehinga ada benarnya dan tidak berlebihan bila Rico Sinaga menyatakan bahwa sekarang ini Anies sudah kelas presiden, bukan kelas gubernur lagi.
Boleh jadi Anies Bawesdan sependapat dengan penyataan Rico Sinaga. Dan boleh jadi Anies Bawesdan dan para pendukungnya telah menyadari hal ini. Kemudian secara perlahan tapi pasti telah membentuk tim untuk pemenangan Anies Bawesdan pada pilpres 2024. Who Knows?
Namun penyataan Rico Sinaga yang mengatakan kalau sekarang ini Anies sudah kelas presiden bukan gubernur lagi mendapat tangapan negatif dari aktivis lain. Tetapi sayangnya aktivis itu tidak berani langsung menyebut nama Rico Sinaga dan hanya mengunakan kata sidiran yang tak elok didengar.
Dalam dunia aktivis, pro dan konta pada suatu persoalan itu biasa. Dukung mendukung dan puji-memuji kepada tokoh tertentu itu juga merupakan hal yang lumrah. Semua masalah harus harus dibahas secara terbuka dan transparan.
Bila tak suka kepada teman aktivis yang menyampaikan pernyataan pada media, maka lawan (Counter) dengan argumen pula. Tentunya dengan pendapat yang kuat tampa harus menjelek-jelekan. Bila tak suka dengan tulisan teman aktivis, maka balas juga dengan membuat tulisan dengan dasar pemikiran yang kuat, tampa harus menyerang secara serampangan.
Pergaulan, dan kehipuan aktivis tidak mengenal istilah muda, atau tua. Sebab aktivis tidak mengenal usia. Meski sudah uzur pun bila dia aktivis, tetap disebut aktivis. Tidak dikenal istilah aktivis tua atau aktivis muda. Aktivis itu kekal dan abadi selama hayat dikandung badan.
The End.